Sunday, December 29, 2024

Berkemah di Labuan Kapelak Kabupaten Banggai Laut

Liburan akhir tahun ini kami berencana mau ke Danau Paisupok yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan. Berhubung tempat ini lagi viral. Tapi karena akses jalan satu-satunya kesana putus akhirnya kami menggantinya dengan berkemping di Pantai Labuan Kapelak. Kami gelombang pertama yang menuju kesana, berangkat habis Isya. Disusul dua orang lainnya. Dan beberapa jam kemudian bertambah lagi personel. Total kami semua berjumlah 9 personil. 


Seperti ini penampakan tempatnya. Ada dermaga di pesisir pantai dan saung-saung kecil di atasnya. Dermaganya di hiasi dengan lampu menambah syahdu suasana malam. Suasana begitu mendukung, tidak ada angin dan tidak ada hujan. Kami bisa tenang menghabiskan waktu malam ini.


Pada musim liburan menurut cerita tempat ini akan dipenuhi muda-mudi yang berkemah. Untuk kali ini hanya kami dan seorang bapak yang membawa anak-anak nya. 

Malam yang begitu panjang, kami menghabiskan nya dengan bercerita sepanjang malam. Mau tidur juga tapi mata tidak dapat tertutup. Akhirnya kami duduk bercerita ngalo-ngidul tapi sempat juga ada teman yang curhat dan menangis. Ritual yang tidak bisa dihindari. 

Sampai adzan subuh mulai berkumandang, saya dan teman segera pergi ke surau menunaikan shalat. Pas disana tidak ada jamaah, hanya ada muazin. Ditambah kami bertiga. Tidak ada imam, banyak yang menolak karena shalat subuh berbeda dengan shalat biasa yang ada Doa Qunutnya. Akhirnya saya maju kedepan mengimami shalat. Alhamdulillah berjalan lancar. Padahal saya sedang dalam posisi batuk. 

Pagi hari cuaca menjadi mendung, tenda dan barang yang lainnya langsung dibereskan. Tidak sempat lagi untuk berfoto. Akhirnya foto ala kadarnya.


Setelah itu hujan turun begitu derasnya. Kami pulang menunggu hujan reda yang hampir sejam lamanya. Jam 10 pagi tepat saya tiba di Banggai. Dan diserang rasa ngantuk yang sangat dalam. 
Baca Selengkapnya ...
Tuesday, December 24, 2024

Setelah Sakit Tenggorokan, Muncul Sakit Lain

Entah kenapa akhir-akhir ini saya mudah sekali jatuh sakit. Setelah habis sakit tenggorokan saya kira saya sudah tidak akan merasakan sakit lagi ternyata muncul lagi sakit lain yang walaupun masih dapat diatasi. Setiap malam saya merasa sangat dingin sekali. Terlampau dingin sampai kebagian dalam tubuh. Daya tahan tubuh saya menjadi menurun. Saya jadi tidak dapat melakukan apapun. Hanya membaringkan badan diatas tempat tidur dan menutup diri dengan sarung. 

Ada saja sakit yang datang menjelang malam, kemarin malam perut saya tiba-tiba sakit. Mungkin karena lapar. Seingat saya, terakhir kali saya makan pukul 14.30 Wita tadi. Makanannya juga lumayan banyak protein. Ayam goreng krispi lezatos. Seharusnya walaupun sekarang pukul 21.00 Wita biasanya jam segini perutku masih dapat diajak kerjasama, tetapi ini sudah tidak tertahankan lagi. Akhirnya walaupun saya baru pulang dari rumahnya ibu haji dan ada tamu yang datang, saya langsung ke dapur mengambil makanan. Saya tidak memperdulikan lagi orang lain. Fokus saya bagaimana supaya dapat makanan supaya rasa sakit di perut ini dapat teratasi. 

Habis makan rasa sakitnya masih belum teratasi. Mungkin makanannya masih dalam proses. Saya jadi pendiam. Karena menahan rasa sakit. Orang lain berbicara, saya hanya mendengarkan. Biasanya ada saya tanggapi walaupun hanya beberapa kalimat. Sampai tamu pulang saya langsung menuju tempat tidur dan membaringkan diri. Dan waktu tidur pun terasa tidak nyenyak. Saya bangunpun serasa tidak segar. Kemarin pun juga begitu, saya tidak nyenyak tidur. Cuman badanku saja yang tidur tapi pikiranku serasa tidak tidur. 

Dan sakit yang paling lama setelah saya sakit tenggorokan adalah batuk. Dari mulai sembuh sakit tenggorokanku sampai detik ini saya masih batuk. Batuknya seperti batuk seorang perokok atau batuk orang tua yang telah berumur. Bagi seorang perokok, batuk adalah hal yang wajar karena aktivitas rokok yang dilakukan. Bagi orang tua perokok juga sudah dapat di maklumi oleh orang banyak, tetapi untuk anak muda yang rajin olahraga, menjaga makanan dan tidak merokok malah jadi tidak wajar. Sebenarnya ada apa? Apalagi batuknya sudah berhari-hari. 

Saya jadi teringat dlu waktu di Baubau saya pernah batuk menahun sampai berhari-hari. Bahkan saya sampai tidak tidur. Bisa tidur kecuali posisi saya terlentang. Ditambah dengan kalau tidur saya sering hampir kehabisan napas. Saya bikinkan jeruk nipis di tambah kecap. Mamaku juga bikin kan saya air dan tidak lama batuknya hilang. Sepertinya kasusnya sama, batuk ini tidak wajar. Bukan murni dari kuman seperti ada campur tangan makhluk lain. 

Entah mengapa, saya merasa sedang diuji dengan penyakit" ini. Apalagi saya orang perantau. Yang baru 7 bulan disini. Saya serahkan semua kepada Allah.[]

Baca Selengkapnya ...
Tuesday, December 17, 2024

Sakit Pertama di Kota Orang

Beberapa hari yang lalu saya jatuh sakit. Sakit dibagian dalam tenggorokan ketika mau menelan ludah. Jangan tanya kan bagaimana rasa sakitnya kalau saya minum, apalagi waktu makan seperti kita telan jarum. Meskipun begitu demi kesehatan saya harus tetap paksakan makanan ini masuk walaupun sampai membuat air mataku jatuh menahan rasa sakit.

Dua hari saya menahan rasa sakit ini, sampai akhirnya saya diajak pergi ke dokter karena Mama Afifa kasihan melihat saya yang kesakitan. Kami pergi sehabis Isya berobat ke Dokter di depan Kantor Koperindag. Dokter ini juga adalah dokter langganan kalau ada anggota keluarga yang sakit. Setelah saya tanyakan ternyata Dokter ini adalah dokter utama di Puskesmas Adean tempat dimana Mama Afifa bekerja.

Saya diperiksa disuruh baring di atas kasur pasien. Dokter yang berusia 32 tahun inipun lalu menyuruh ku untuk membuka mulut dan menyenter kedalamnya. Radang atau pembengkakannya sudah mencapai pita suara. Ini yang menyebabkan saya kesusahan berbicara. Saya dianjurkan untuk menghabiskan obat yang diresepkan kemarin dlu sambil diresepkan antibiotik dan obat batuk. 

Sepulang dari situ, saya makan untuk minum obat. Ketika makan air mataku jatuh sebab menahan rasa sakit. Apakah saya bisa menghabiskan makanan yang sebenarnya hanya setengah porsi dari biasanya tapi terasa seperti satu piring penuh? Saya tidak punya pilihan lain, kalau saya tidak makan maka akan ada penyakit lain yang datang. 

Alhamdulillah bisa habis makanannya. Selepas itu saya minum ke empat pil yang dikasi dokter. Tidak berselang lama saya langsung mencari tempat tidur mencari posisi ternyaman agar rasa sakit tenggorokan ini tidak terasa lagi. Saya langsung tertidur pulas. Besok paginya Alhamdulillah saya bangun dengan keadaan yang sudah lebih baik. Rasa sakit saat menelan sudah tidak saya rasakan lagi. 
Baca Selengkapnya ...
Thursday, July 25, 2024

Olahraga Mingguan

Kemarin baru saja selesai main bulutangkis. Ini adalah agenda rutin kami tiap Minggu Pegawai P3K Dinas Koperindag. Kebetulan diantara kami sebagian besar menyukai olahraga ini. Saya sebenarnya hobi main futsal. Berhubung tidak ada teman bermain yaudah deh saya ikut gabung saja. Kebetulan juga saya sedikit bisa memainkan olahraga ini. 

Biasanya kami main di gedung aula BKD, namun karena sudah ditegur oleh pihak pengelola gedung karena yang bermain sudah terlalu banyak akhirnya kami bermain di aula Desa Tinaken Darat. Tempatnya ala kadarnya seperti yang terlihat. Lantainya bukan matras jadi kalau jatuh kaki akan terasa sedikit sakit. Net dan papan skor ala kadarnya.  Tapi secara keseluruhan kualitas nya lumayan. 

Harga sewa gedung ini lumayan murah, perorang Rp. 5.000,- jadi kami bayar Rp. 50.000 karena kami ada 10 orang. Biaya perbola Rp. 7.000,- per orang. Sehingga setiap orang mengeluarkan biaya Rp. 12.000,-

Saya sudah memesan raket online kemungkinan Minggu depan sudah tiba. Harganya lumayan mahal kurang lebih mau hampir 900rb. Maksimal tarikan 32 tapi akan saya pasang tarikan 28 saja. Full carbon. Memang ada harga 500rb tapi saya berpikir selisih harganya tinggal sedikit mending sekalian ambil yang kualitas bagus saja supaya enak dipakai bermain. Untuk malam ini, saya pakai saja dulu raket yang nganggur sekalian membiasakan diri menggunakan raket.

Bulutangkis ternyata salah satu olahraga yang lumayan mahal. Untuk main saja mesti keluar duit 12 ribu. Raket juga masuk dalam hitungan karena perannya cukup vital. Tidak ada raket tidak bisa bermain. 

Habis bermain badan terasa sakit dan pegal-pegal. Tangan susah digunakan bahkan untuk mengangkat gayungpun buat mandi. Jalan sudah sempoyongan. Inilah efek kalau sudah terlalu lama tidak pernah bermain lagi. Butuh relaksasi beberapa hari sampai bisa pulih kembali baru bisa bermain lagi. 




Baca Selengkapnya ...
Monday, July 22, 2024

Ternyata Begini Rasanya Petik Cengkeh

Tangga satu tiang. Ternyata tidak terlalu susah petik cengkeh menggunakan tangga ini dibanding kelihatannya. Tangganya juga cukup kuat bahkan sampai kita berada di anak tangga paling atas dimana angin sangat kenceng menerpa. Rahasia kekuatan itu terdapat pada tali yang mengikat pada empat penjuru anak tangga yaitu samping kanan, samping kiri, muka dan belakang. Asalkan sudah di ikat dengan kencang maka anak tangganya bisa kita gunakan untuk memanjat dan tidak akan mudah jatuh. 

Di daerah lain seperti di Manado Sulawesi Utara ada saya dapatkan mereka menggunakan tangga dua tiang untuk petik cengkeh. Tapi sepertinya dengan menggunakan tangga itu akan susah untuk di posisikan berdiri karena ukurannya yang sangat tinggi. Sebab tangga satu tiang yang kami gunakan pun juga begitu. Sulit untuk di posisikan berdiri. Minimal dua orang untuk membuat nya berdiri. Kemarin kami ada empat orang. 

Ada juga bagi yang sudah profesional bahkan tanpa tanggapun dia bisa memetik cengkeh. Saya belum bisa menceritakan bagaimana prosesnya karena belum liat secara langsung. 

Pohon cengkeh bisa di petik sendiri seperti pohon punya sepupu saya ini atau dengan menyuruh tukang panjat. Nanti di beri upah berupa uang atau berupa hasil petikan cengkeh tersebut. Ongkos yang diberikan adalah sekitar 6.000 - 8000 perliter atau diberikan upah dengan membagi rata hasil petikan. Bagi rata hasil petikan masih jarang di daerah Banggai Laut ini tapi untuk daerah Taliabo hampir seluruhnya sudah menerapkan cara ini. Saya sendiri tidak dibayar karena bersifat sukarela. 

Jumlah anak tangga ini ada sekitar 23 anak tangga. Ini belum yang tertinggi. Menurut warga sekitar yang biasa memetik cengkeh bahkan ada yang sekitar 35 anak tangga atau minimal 32 anak tangga.  Bisa dibayangkan bagaimana tingginya. Yang ini saja kami sudah merasa sangat tinggi. Untuk yang tingginya sudah mendekati 35 anak tangga berarti sudah tergolong pohon tua dan perlu di regenerasi dengan kata lain pohon yang kami panjat ini tidak lama lagi mesti di regenerasi. 

Pemasangan anak tanggapun tidak sembarang, mesti seseorang yang sudah ahli di bidangnya karena anak tangga yang dipasang itu mesti rapat atau tidak boleh bergeser sedikitpun ketika di injak. Bisa dibayangkan kita berada di anak tangga atas yang posisinya tidak rapat maka pastilah sangat membahayakan si pemanjat. Anak tangga ini tentu saja di bawa ke kebun dengan mobil open cap mengingat ukurannya yang cukup besar. 

Pohon cengkeh punya sepupu di kebun ini ada berjumlah 9 pohon. 2 di bawah dan 7 di atas. Semuanya dapat di panen untuk empat kali masa panen raya berdasarkan perjanjian gadai antara kedua belah pihak dengan nominal Rp. 3.000.000,-. 
Pohon yang di bawah ini daunnya sudah tidak lebat lagi dan cengkehnya sudah kemerahan. Dalam ilmu percengkean, apabila sudah merah maka nilai jualnya akan semakin menurun. Pada saat mengering nanti, cengkeh yang kemerahan akan muncul bintik-bintik putih dan bila digabung dengan cengkeh bagus maka nilai jualnya keseluruhan karung akan berkurang. Tujuh pohon di atas daunnya masih lebat dan buahnya belum ada yang kemerahan. 


Harga cengkeh sekarang sementara turun karena bertepatan dengan panen raya. Stok melimpah. Perkilo nya sekarang untuk cengkeh kering di angka Rp. 70.000,- dan untuk cengkeh basah di harga 13 ribu perliter. Sekilo cengkeh kering setara dengan 5 liter cengkeh basah. 
Bila cuaca panas dari sejak pagi sampai sore hari maka cengkeh bisa kering dalam waktu 3 hari. Sedangkan bila cuaca mendung maka bisa kering sampai berhari-hari. 
Cengkeh yang kering setelah 3 hari belum langsung bisa di jual tapi di bersihkan dengan cara di Tapis agar debu" dan pasir di dalamnya tidak ikut terbawa. 

Cengkeh hasil yang sudah dipetik sebelum di jemur mesti di pisahkan dari tangkainya atau istilah disini dicude. Tangkai nya itu dikumpul dan dihargai sekilo sebesar 3ribu rupiah. Pada saat musim panen begini biasa anak" kecil mencari uang jajan dengan mencude cengkeh dirumah para petani cengkeh dan dibayar Rp. 1.000,- per kilo.

Cengkeh yang mahal harganya ialah yang di petik langsung dari pohon nya sementara yang jatuh di tanah hanya di hargai Rp. 8.000,- per liter. Ada tips dari sepupu bahwa cengkeh sebelum di jemur mesti di rebus dulu dalam larutan air panas, tujuannya agar walaupun tidak mendapatkan cahaya matahari yang sempurna namun apabila mengering dapat menghasilkan cengkeh kering yang bagus. []

Banggai Laut, 22 Juli 2024


 

Baca Selengkapnya ...
Wednesday, July 17, 2024

Berpose dalam Frame Lensa

Habis acara syukuran dengan menyediakan hidangan makan siang di kantor lewat obrolan ngalor ngidul saat rehat dari pekerjaan tercetuslah ide dari seseorang di antara kami untuk melakukan foto bersama di studio. Tak menyangka ide asal-asalan itu menjadi kenyataan seperti ini. Saya pikir bukan hal mudah mengumpulkan kami yang 17 orang ini dengan status yang semuanya sudah berkeluarga tidak termasuk saya dan Patrio Hambali. Kalau Patrio mungkin masih wajar belum menikah untuk seseorang yang kelahiran 97 namun saya yang kelahiran tahun 92 sudah memasuki hampir lampu merah. 

Ehm... Kembali ke laptop. 

Semua kembali ke kompakan kita yang selalu mengutamakan kebersamaan dari mulai proses gotong royong menyiapkan makanan acara sampai selesai acara. Meskipun kebanyakan dari kita sudah berkeluarga tapi mereka masih memiliki jiwa muda yang penuh semangat untuk terus berkarya.

Memang kita belum pernah foto bersama seperti ini. Ada juga kita pernah foto bersama saat upacara hari kesaktian Pancasila tapi itu bukan di studio. Hanya pake hape saja. Saat itupun formasinya tidak lengkap. 

Ah, inilah kenang-kenangan kami angkatan tahun ini sebagai bukti kebersamaan. Semoga ke depan kami semakin kompak dan terus bersaudara.

Maaf kalau terlalu banyak file. Memori hapeku sudah full jadi saya simpan disini saja. 



























Baca Selengkapnya ...
Wednesday, July 10, 2024

Dipersimpangan Jalan. Cuti Atau Lanjut Bayar SPP??

Beberapa hari ini saya terus memikirkan bagaimana cara menyelesaikan studi S2 yang sudah 3 semester saya tinggalkan dengan izin cuti. Sekarang setelah lulus P3K dan sudah 2 bulan bekerja saya ingin kembali menyelesaikan urusan yang tertunda itu. Susah bagi P3K untuk izin penyelesaian studi karena belum ada peraturan yang mengatur tentang hal itu. Saya sudah mencari celah dan saya melihat peluang bahwa untuk izin penyelesaian itu mungkin bisa menggunakan Surat Izin Penting. Surat Izin Penting biasa digunakan bagi pegawai PPPK apabila ada urusan keluarga yang penting seperti ada anggota keluarga yang sakit, ada acara nikahan, dll. Seperti teman di Puskesmas Lipu Lalongo. Dia izin menggunakan surat itu untuk menjaga suaminya yang sakit. 

Saya rasa untuk urusan tanda tangan tidak menjadi kendala. Kalaupun Bu Kadis tidak berkenan bertanda tangan saya dapat meminta bantuan kenalan yang dekat dengan Pak Bupati. Kedekatannya dengan orang nomor satu di daerah setidaknya dapat menjadi pertimbangan. Yang menjadi kendala lainnya adalah belum ada separagrafpun yang saya buat. Tidak ada laptop untuk bikin dan tidak ada waktu untuk menyelesaikannya. Dirumah hampir selalu ada kerjaan. 

Waktu pembayaran SPP semester baru sudah dekat. Dan belum ada persiapan dari saya untuk menghadapi nya. Jalan saya menjadi dilema antara mau melanjutkan atau cuti. Pilihan paling mudah ya cuti. Hilang masalah tapi pengorbananku selama ini menjadi sia-sia. Terlalu banyak biaya yang saya keluarkan. Juga waktu dan tenaga. Saya juga ingat dengan cita-cita ku untuk terus lanjut sampai ke jenjang S3. Bagaimana walaupun sudah terangkat menjadi P3K tapi disini juga tidak ada kejelasan hidup. Kami masih terikat dengan kontrak kerja. Di tempat kerja kami tidak mendapatkan meja untuk kerja. Dan tanggung jawab yang diberikan ke kami masih sangat kecil. Sisi baiknya gaji yang diberikan lumayan besar. Dan kerjanya lumayan santai. Hanya itu yang menjadi sedikit penggembira. 

Semalam saya mengerjakan review jurnal. Tugas kuliah S1 sepupu. Karena sudah punya pengalaman, saya bisa mengerjakan nya dengan mudah. Setiap poinnya saya bisa mengisi sesuai dengan pertanyaan yang diminta. Saya jawab dengan lancar. Kalau seandainya tidak pernah saya buat mungkin saat itu saya akan kebingungan mengerjakan nya. 

Situasi nya saat itu sangat Dejavu dengan masa kuliah dulu. Tiba-tiba saya sangat percaya diri ingin menyelesaikan bagian latar belakang penelitian saya. 

Baca Selengkapnya ...