Liburan akhir tahun ini kami berencana mau ke Danau Paisupok yang ada di Kabupaten Banggai Kepulauan. Berhubung tempat ini lagi viral. Tapi karena akses jalan satu-satunya kesana putus akhirnya kami menggantinya dengan berkemping di Pantai Labuan Kapelak. Kami gelombang pertama yang menuju kesana, berangkat habis Isya. Disusul dua orang lainnya. Dan beberapa jam kemudian bertambah lagi personel. Total kami semua berjumlah 9 personil.
Berkemah di Labuan Kapelak Kabupaten Banggai Laut
Setelah Sakit Tenggorokan, Muncul Sakit Lain
Entah kenapa akhir-akhir ini saya mudah sekali jatuh sakit. Setelah habis sakit tenggorokan saya kira saya sudah tidak akan merasakan sakit lagi ternyata muncul lagi sakit lain yang walaupun masih dapat diatasi. Setiap malam saya merasa sangat dingin sekali. Terlampau dingin sampai kebagian dalam tubuh. Daya tahan tubuh saya menjadi menurun. Saya jadi tidak dapat melakukan apapun. Hanya membaringkan badan diatas tempat tidur dan menutup diri dengan sarung.
Ada saja sakit yang datang menjelang malam, kemarin malam perut saya tiba-tiba sakit. Mungkin karena lapar. Seingat saya, terakhir kali saya makan pukul 14.30 Wita tadi. Makanannya juga lumayan banyak protein. Ayam goreng krispi lezatos. Seharusnya walaupun sekarang pukul 21.00 Wita biasanya jam segini perutku masih dapat diajak kerjasama, tetapi ini sudah tidak tertahankan lagi. Akhirnya walaupun saya baru pulang dari rumahnya ibu haji dan ada tamu yang datang, saya langsung ke dapur mengambil makanan. Saya tidak memperdulikan lagi orang lain. Fokus saya bagaimana supaya dapat makanan supaya rasa sakit di perut ini dapat teratasi.
Habis makan rasa sakitnya masih belum teratasi. Mungkin makanannya masih dalam proses. Saya jadi pendiam. Karena menahan rasa sakit. Orang lain berbicara, saya hanya mendengarkan. Biasanya ada saya tanggapi walaupun hanya beberapa kalimat. Sampai tamu pulang saya langsung menuju tempat tidur dan membaringkan diri. Dan waktu tidur pun terasa tidak nyenyak. Saya bangunpun serasa tidak segar. Kemarin pun juga begitu, saya tidak nyenyak tidur. Cuman badanku saja yang tidur tapi pikiranku serasa tidak tidur.
Dan sakit yang paling lama setelah saya sakit tenggorokan adalah batuk. Dari mulai sembuh sakit tenggorokanku sampai detik ini saya masih batuk. Batuknya seperti batuk seorang perokok atau batuk orang tua yang telah berumur. Bagi seorang perokok, batuk adalah hal yang wajar karena aktivitas rokok yang dilakukan. Bagi orang tua perokok juga sudah dapat di maklumi oleh orang banyak, tetapi untuk anak muda yang rajin olahraga, menjaga makanan dan tidak merokok malah jadi tidak wajar. Sebenarnya ada apa? Apalagi batuknya sudah berhari-hari.
Saya jadi teringat dlu waktu di Baubau saya pernah batuk menahun sampai berhari-hari. Bahkan saya sampai tidak tidur. Bisa tidur kecuali posisi saya terlentang. Ditambah dengan kalau tidur saya sering hampir kehabisan napas. Saya bikinkan jeruk nipis di tambah kecap. Mamaku juga bikin kan saya air dan tidak lama batuknya hilang. Sepertinya kasusnya sama, batuk ini tidak wajar. Bukan murni dari kuman seperti ada campur tangan makhluk lain.
Entah mengapa, saya merasa sedang diuji dengan penyakit" ini. Apalagi saya orang perantau. Yang baru 7 bulan disini. Saya serahkan semua kepada Allah.[]
Sakit Pertama di Kota Orang
Beberapa hari yang lalu saya jatuh sakit. Sakit dibagian dalam tenggorokan ketika mau menelan ludah. Jangan tanya kan bagaimana rasa sakitnya kalau saya minum, apalagi waktu makan seperti kita telan jarum. Meskipun begitu demi kesehatan saya harus tetap paksakan makanan ini masuk walaupun sampai membuat air mataku jatuh menahan rasa sakit.
Olahraga Mingguan
Kemarin baru saja selesai main bulutangkis. Ini adalah agenda rutin kami tiap Minggu Pegawai P3K Dinas Koperindag. Kebetulan diantara kami sebagian besar menyukai olahraga ini. Saya sebenarnya hobi main futsal. Berhubung tidak ada teman bermain yaudah deh saya ikut gabung saja. Kebetulan juga saya sedikit bisa memainkan olahraga ini.
Biasanya kami main di gedung aula BKD, namun karena sudah ditegur oleh pihak pengelola gedung karena yang bermain sudah terlalu banyak akhirnya kami bermain di aula Desa Tinaken Darat. Tempatnya ala kadarnya seperti yang terlihat. Lantainya bukan matras jadi kalau jatuh kaki akan terasa sedikit sakit. Net dan papan skor ala kadarnya. Tapi secara keseluruhan kualitas nya lumayan.
Harga sewa gedung ini lumayan murah, perorang Rp. 5.000,- jadi kami bayar Rp. 50.000 karena kami ada 10 orang. Biaya perbola Rp. 7.000,- per orang. Sehingga setiap orang mengeluarkan biaya Rp. 12.000,-
Saya sudah memesan raket online kemungkinan Minggu depan sudah tiba. Harganya lumayan mahal kurang lebih mau hampir 900rb. Maksimal tarikan 32 tapi akan saya pasang tarikan 28 saja. Full carbon. Memang ada harga 500rb tapi saya berpikir selisih harganya tinggal sedikit mending sekalian ambil yang kualitas bagus saja supaya enak dipakai bermain. Untuk malam ini, saya pakai saja dulu raket yang nganggur sekalian membiasakan diri menggunakan raket.
Bulutangkis ternyata salah satu olahraga yang lumayan mahal. Untuk main saja mesti keluar duit 12 ribu. Raket juga masuk dalam hitungan karena perannya cukup vital. Tidak ada raket tidak bisa bermain.
Habis bermain badan terasa sakit dan pegal-pegal. Tangan susah digunakan bahkan untuk mengangkat gayungpun buat mandi. Jalan sudah sempoyongan. Inilah efek kalau sudah terlalu lama tidak pernah bermain lagi. Butuh relaksasi beberapa hari sampai bisa pulih kembali baru bisa bermain lagi.
Ternyata Begini Rasanya Petik Cengkeh
Berpose dalam Frame Lensa
Habis acara syukuran dengan menyediakan hidangan makan siang di kantor lewat obrolan ngalor ngidul saat rehat dari pekerjaan tercetuslah ide dari seseorang di antara kami untuk melakukan foto bersama di studio. Tak menyangka ide asal-asalan itu menjadi kenyataan seperti ini. Saya pikir bukan hal mudah mengumpulkan kami yang 17 orang ini dengan status yang semuanya sudah berkeluarga tidak termasuk saya dan Patrio Hambali. Kalau Patrio mungkin masih wajar belum menikah untuk seseorang yang kelahiran 97 namun saya yang kelahiran tahun 92 sudah memasuki hampir lampu merah.
Ehm... Kembali ke laptop.
Semua kembali ke kompakan kita yang selalu mengutamakan kebersamaan dari mulai proses gotong royong menyiapkan makanan acara sampai selesai acara. Meskipun kebanyakan dari kita sudah berkeluarga tapi mereka masih memiliki jiwa muda yang penuh semangat untuk terus berkarya.
Memang kita belum pernah foto bersama seperti ini. Ada juga kita pernah foto bersama saat upacara hari kesaktian Pancasila tapi itu bukan di studio. Hanya pake hape saja. Saat itupun formasinya tidak lengkap.
Ah, inilah kenang-kenangan kami angkatan tahun ini sebagai bukti kebersamaan. Semoga ke depan kami semakin kompak dan terus bersaudara.
Maaf kalau terlalu banyak file. Memori hapeku sudah full jadi saya simpan disini saja.