Thursday, July 28, 2022

Mengikuti Tes PPG

Maafkan jempol kakiku karena ikut masuk dalam gambar hehe. 

Kemarin, 27 Juli 2022 saya baru saja selesai mengikuti tes seleksi masuk PPG Prajabatan. Sebelum masuk ke cerita hari ini terlebih dahulu kita akan membahas seputar apa itu PPG?  

PPG Prajabatan adalah Program Profesi Guru Untuk calon guru yang belum pernah mengabdi dalam lingkup sekolah pemerintah daerah. Untuk biaya kuliahnya akan dibiayai oleh pemerintah selama 2 semester atau 1 tahun dengan nominal sebesar 8.5jt/semester. Setelah itu mengabdi selama 2 tahun di daerah 3T untuk mendapatkan sertifikat profesi guru. Setelah mendapatkannya, kita akan mendapat gelar (Gr), misalnya Al Mustakim, S.Mat.,Gr. Keunggulan yang lain juga dapat digunakan pada saat mengikuti seleksi CPNS atau P3K. Peserta tes yang memiliki sertifikat apabila lulus tes SKD maka nilai tes selanjutnya yaitu SKB akan otomatis mendapatkan predikat lulus. Ini kelebihannya yang paling bermanfaat apabila dibandingkan dengan mereka yang belum bersertifikat PPG. Kebalikan dari PPG Prajabatan adalah PPG Dalam Jabatan. 

Entah mengapa saya seperti tidak terlalu antusias mengikuti tes ini. Dari proses pendaftaran hingga proses pembayaran saya mengerjakannya malas-malasan. Nanti di detik-detik terakhir baru saya selesaikan. Dalam benak saya "ah kalau tidak lulus juga tidak jadi masalah". Yang paling membuat saya sempat ragu untuk mendaftar ialah ketika harus membayar uang 200rb. Hampir saya tidak jadi ikut karena ada nominal ini yang cukup besar. Tetapi akhirnya saya beranggapan gak apa-apalah berkorban sekalian cari pengalaman dan pemanasan sebelum masuk tes CPNS tahun depan. Ada satu kendala yang membuat saya hampir menyerah. Dikala semua persyaratan sudah saya buat termasuk membuat jawaban pertanyaan essay yang panjangnya tidak main-main yaitu ketika ternyata nomor ijazahku belum terinput di situs pd Dikti. Dan proses pendaftaran tidak bisa lanjut kalau nomor tersebut belum terisi. Saya akhirnya menghadap ke bagian pustik dengan membawa fotokopi ijazah dan transkrip nilai. Setelah selesai sampai hari Selasa nomor ijazah tersebut baru tercover. Sisa waktu pendaftaran sisa besok. Saya pasrah kalau ternyata setelah hari penutupan nomor ijazah tersebut baru terinput. 

Dan tibalah pada sehari sebelum tes. Saya tidak mempersiapkan apa-apa. Bahkan nanti jam 11 malam saya baru tersadar bahwa kartu ujian tersebut belum saya print. Panik? Jelas. Hari sudah malam dan sudah tidak ada tempat print yang buka. Sayapun kembali melihat jadwal tes pukul 08.30 WITA. Alhamdulillah saya terselamatkan. Bukan jam 07.00 WITA. Jam 08.30 itu tidak terlalu pagi 
Baca Selengkapnya ...
Monday, July 25, 2022

Cetak Buku Rekening UKT

Hari ini baru saja selesai bikin buku rekening sama ATM Bank Sultra untuk keperluan pembayaran SPP selama perkuliahan magister di PPs UHO. Hal ini baru saya lakukan saat selesai perkuliahan semester pertama karena nomor rekening nya baru kami dibuatkan oleh pihak kampus. Idealnya sih sejak awal semester pertama.  Tapi gak apalah. Mana-mana saja. 


Saya rasa mungkin tidak perlu saya cantumkan disini nomor rekeningnya untuk menjaga privasi. Cukup saya ingat saja. Diantara rekan angkatan perkuliahan, mungkin baru kami bertiga: Saya, Pak La Mili dan Ferlin yang sudah membuat buku rekening. Tentu mereka punya alasan masing-masing. Tetapi ada juga meski belum mencetak buku tapi sudah melakukan pembayaran seperti Ibu Kartina. Pak Lamili dan Ferlin sekalian membayar SPP semester baru dan mencetak buku rekening. Sementara saya belum membayar karena mesti harus memastikan hasil tes PPG yang akan dilaksanakan tanggal 27 nanti. Sehabis itu barulah saya bisa memutuskan sikap. 

Menurut saya asalkan sudah mencetak buku rekening maka bukanlah perkara sulit untuk pembayaran dapat dilakukan dimana saja. Bahkan walaupun posisi saya sementara di Baubau atau dimana saja. Bukti pembayaran nya dapat kita peroleh dari rekaman history pada aplikasi Mobile Banking Bank Sultra yang baru saja di launching kemarin malam. 

Sebenarnya saya kaget, kalau aplikasi tersebut baru dilounching di bank Sultra mengingat di Bank lain sudah ada sejak jauh-jauh hari.Di Bank BRI ada BRImo, Bank Mandiri ada Livin Mandiri,.dst... Dan tadi berdasarkan pak Dadi (CS Bank Sultra Kampus Uho) kedepan untuk pembayaran UKT tidak dilakukan lagi secara tunai melainkan dilakukan by transfer bahkan untuk mahasiswa S1. 

Dan keputusan pembuatan diawal waktu memang tepat karena tadi saja sudah lumayan banyak antrian. Seandainya tidak datang lebih pagi mungkin kita akan selesai sampai sore. Tadi memang kami selesai sore karena menemani Pak Lamili membuat Buku Rekening. Beliau datang kesiangan karena kesibukan dinas di Pemkot. 

Sepanjang waktu menunggu itu kami isi dengan perbincangan yang serius tetapi kadang juga bercandaan. Pak La Mili walaupun usianya jauh di atas kita tapi orang nya sangat humble dan dapat berbicara dengan tema sesuai tema yang seumuran dengan kita. Waktu menui yang lama itu tidak terasa. Berkah dihari itu, kita di traktir makan nasi Padang di depan kantor lantas polda Sultra. 

Sialnya saya lupa mengabadikan momen foto kami bertiga ketika mengantri di bank tadi ataupun ketika bersantap di warung makan Padang tadi. Padahal itu sebenarnya momen yang bagus. Buat kenang-kenangan. 

Teman-teman yang lain mungkin tidak mau mencetak buku rekening tetapi langsung di transfer ke no rekening uang UKT. 
Baca Selengkapnya ...