Monday, July 1, 2024

Susahnya Jadi Orang Grogian

Ada satu penyakit yang sulit untuk saya hilangkan yaitu rasa grogi ketika berhadapan dengan lawan jenis apalagi lawan jenis yang punya paras cantik .Bibir saya serasa membisu dan tidak jelas apa yang saya ucapkan. Kalau di tanya kadang jawabannya tidak nyambung karena pikiran tidak fokus ke pertanyaan itu. 

Seperti hal yang saya alami tadi. Saya tidak sengaja bertanya dengan logat Sulawesi Tenggara ke petugas pencatat surat di Sekretariat. Padahal kantor saya tempat bekerja ini di Banggai Sulawesi Tengah. Akhirnya kalian bisa tebak sendiri. Dia bilang tidak mengerti apa yang saya maksud haha. Saya juga belum menangkap bahwa yang dia maksud tidak mengerti itu adalah maksud dari pertanyaan saya. Saya benar-benar tidak sadar ketika bertanya itu. Mungkin karena petugas yang mencatat surat tugas itu cantik dan orang disebelahnya juga cantik makanya saya grogi sehingga keluar begitu saja. Saya tadi bertanya "Itu buku catatan surat keluar dih?" Seharusnya saya bertanya "Itu buku catatan untuk Surat Tugas ya?" 
Dia jawab "iih saya tidak mengerti kak!" sambil tersenyum. Saya langsung memperbaiki logat dengan benar ketika itu. Dan dia langsung mengerti. 

Susah sekali punya penyakit grogi seperti ini. Kita jadi susah dalam bergaul. Padahal saya ingin sekali memperbanyak kenalan. Tapi kalau seperti ini rasa-rasanya akan sulit. Semoga saya tidak kesulitan dalam menjalani hidup dengan keterbatasan karakter seperti ini. 

Kasus grogi serupa juga terjadi ketika saya datang disebuah acara yang diadakan keluarga  dimana ada orang dalam jumlah banyak disitu. Saya pasti hanya diam saja disitu. Seperti patung. Padahal kalau orang lain disitu dia akan mengajak berbicara orang disitu walau hanya sedikit. 

Seperti halnya sekarang saya duduk di ruang tengah dimana disitu banyak ibu-ibu dan hanya saya laki-laki. Kebetulan besok ada acara aqiqah. Jadi malam ini mereka memasak makanannya. Saya seperti cacing kepanasan disitu. Ingin sekali saya meninggal ruangan ini. Takutnya ada kerjaan laki" yang disuruh tapi saya tidak bisa menyelesaikan nya. Kan malu jadinya. Jadi saya lebih baik menghindar. 

Selain itu, kayak ada yang ganjil kalau di antara kerumunan orang itu hampir semua bersenda gurau sementara hanya kita sendiri yang berdiam diri. Mereka akan beranggapan bahwa kita orang yang tertutup dan tidak mau bergaul. Padahal kita ingin sekali berbincang tapi kan kita tidak mungkin memulai obrolan kalau mereka tidak memulai obrolan duluan. Kan saya disitu sebagai tamu. Tapi persoalan nya juga kalau salah seorang dari mereka sudah memulai obrolan, saya tidak tahu topik menarik apa yang harus saya bawa supaya mereka antusias dalam bercerita. Supaya setelah bercerita itu hubungan saya dengan lawan bicara itu dapat semakin dekat. 

Terkadang juga, ketika diajak bercerita saya hanya menjawab sesuai pertanyaannya bahkan terkadang sangat singkat. Harusnya sih setiap percakapan mesti diselipkan dengan humor agar lawan bicara tidak merasa bosan. Satu dari sejumlah pertanyaanku diatas sudah terjawab sendiri. Hahaha 
Cuman terkait humor ini, yang masih menjadi PR adalah bagaimana cara meningkatkan rasa humor kita. Apakah dengan membaca cerita humor atau lebih sering menonton film dengan tema-tema humor. 
Judul: Susahnya Jadi Orang Grogian ; Ditulis oleh Amustakm; Rating Blog: 5 dari 5

No comments:

Post a Comment