Pada laga final ISL baru-baru ini, Persib Bandung keluar sebagai pemenang dan mengalahkan Persipura Jayapura. Bila kita mau refleksi kebelakang, banyak hal luar biasa yang terjadi.
Pertandingan ini seru karena kedua tim sama-sama berkeinginan kuat untuk menjadi juara.
Persipura Jayapura berkeinginan kuat untuk mengalahkan Persib agar dapat mengangkat nama klub dengan membuat sejarah baru pada dunia sepak bola Indonesia, yaitu sebagai klub pemenang berturut-turut. Sampai saat ini, belum ada satu klub pun yang mendapatkan gelar ini. Itulah sebabnya mereka bertanding habis-habisan memenangkan pertandingan itu.
Dilain pihak, Persib Bandung juga mengeluarkan seluruh potensi dan upaya agar dapat mendapatkan gelar paling terhormat di laga paling bergengsi itu. Pasalnya sudah 19 tahun lamanya, mereka tidak pernah lagi mendapatkan juara. Jadi sampai titik darah penghabisan, sampai tubuh tidak dapat digerakkan lagi dan sampai semua usaha telah di kerahkan mereka harus berhasil membuat sejarah baru dan mewujudkan mimpi itu. Mimpi yang sudah sejak lama di semai.
Meski ada yang menertawakan dan menganggap mustahil persib dapat mengalahkan Persipura, “Kalau persib berhasil jadi juara, saya akan kawin sama Monyet,“ begitu katanya. Sebab memang Persipura adalah klub hebat yang sudah di akui. Tetapi Persib tidak marah ataupun sakit hati. Mereka malah menjawabnya dengan aksi nyata.
Beruntung mereka di anugerahi pemimpin yang baik, jujur dan mendukung penuh perjuangan mereka. Bukan cuman itu, seluruh warga Bandung pun mendukung penuh. Sebelum Pertandingan, Gubernur Jabar, Aher Pimpin Shalat Para Pemain Persib (Republika, 08 November 2014)
Bahkan Walikota Bandung, Ridwan Kamil pun berkata, “Kalau Persib berhasil menang, saya akan gunduli kepala.” Demikian nadzar beliau. Tidak cuman sampai disitu, seorang bapak juga meminta, “kalau Persib berhasil juara, saya dan ketiga orang putra yang masih kecilpun akan menggunduli kepala” katanya.
1 hari setelah itu, ketika semua telah pulang ke Bandung, Istri walikota yang akrab di panggil kang emil ini, mengambi mesin cukur dan mulai membabat habis rambut sang suami di suatu tempat yang dipenuhi banyak orang. (Entah mengapa banyak orang disana, mungkin mereka semua adalah orang-orang yang mau mengunduli rambut juga). Sebab Persib berhasil menjadi juara dengan mengalahkan Persipura dengan skor 5-3 dalam drama adu penalti. Persib berhasil juara, berarti nadzar harus dipenuhi.
Bagaimana dengan nadzar lainnya? Apakah ia akan mengawini monyet? Entahlah, yang pasti setelah hasil ini keluar ia tidak pernah lagi menampakkan batang hidungnya.
Alhamdulillah semua bersyukur atas kemenangan ini. Para pemain pun di sambut dengan meriah oleh para bobotoh. Seketika Bandung berubah menjadi Biru karena baju yang dipakai oleh bobotoh.
Namun sayang dalam suasana kesukuran itu, selalu saja ada kelompok sakit hati yang tidak tahu berasal dari mana. Mereka menyerang mobil bobotoh yang baru pulang dari Palembang dengan lemparan batu. Akibatnya kaca mobil bus yang mereka tumpangi itu pecah berantakan. Pecahannya tercecer dimana-mana. Para penumpang menderita luka-luka, beruntung tidak ada yang sampai meninggal dunia.
Tindakan yang tidak patut di contoh pagi setiap penikmat sepakbola. Seharusnya tidak perlu ada tindakan anarkis seperti ini dalam menyikapi hasil pertandingan. Kita semua punya klub/tim yang di jagokan, tetapi hal itu jangan sampai membuat kita terpecah belah. Siapapun kita, baik pendukung persib maupun klub yang lain, kita tetap anak bangsa. Kita bersaudara. Jangan saling menyakiti satu sama lain hanya karena hal sepele. Apalagi saling melukai.
Menang dan kalah itu mutlak dalam suatu pertandingan. Hormati hasil pertandingan, sepahit apapun itu. sebab kemenangan itu adalah hal yang dipergilirkan. Semua pasti akan mendapatkannya, semua pasti merasakannya. Asal ada kemauan keras dalam diri untuk mendapatkannya. Siapapun yang berlatih dengan sungguh-sungguh, akan mendapat giliran itu. Tidak perlu marah, tahan semua emosi di dalam diri.
Kalau mau dikatakan, sejak awal kemenangan persib seperti telah diprediksi. Sebab mereka mendapat dukungan dari hampir seluruh warganya. Dari Gubernur, Walikota/bupati, hingga rakyat bawah memberi support yang luar biasa. Dukungan inilah yang membuat persib mampu mengejar ketinggalan satu gol pada awal pertandingan dan membuat skor imbang 2-2 dan dilanjutkan dengan drama adu penalti. Padahal jarak Bandung-Palembang cukup jauh tetapi para pendukung tetap pergi untuk memberi dukungan secara langsung.
Dan yang paling terpenting adalah, kekuatan doa. Dari kemenangan persib kita melihat bagaimana kekuatan doa bekerja. Doalah yang membuat kelima tendangan pemain persib berhasil membobol gawang persipura dan doalah pula yang membuat jeli penjaga gawang persib sehingga berhasil menahan tendangan dua pemain lawan. Dari total waktu bertanding hanya pada saat adu penaltilah keajaiban akan banyak terjadi. Hanya pada saat itulah ada kekuatan besar yang memberi bantuan. Kekuatan besar yang berasal dari doa pemimpin saleh dan orang-orang saleh yang dengan ikhlas mendoakan.
Saya orang Sulawesi tapi turut berbahagia atas kemenangan persib. Bagaimanapun saya melihat, Persib bukanlah klub sepakbola tapi bentuk riil ideologi warga Bandung. []
Lorong Hikmah, 11 November 2014, 11.45 PM
No comments:
Post a Comment