Hari ini penampilan kami agak sedikit berbeda. Sekarang kami bermasker dan bersarung tangan baik yang di dalam atau yang diluar kantor. Memakai kedua barang ini saat ini tidak biasa. Harga masker perbox (isi 50 lembar) sudah mencapai Rp. 275.000, per lembar dijual Rp. 4.000. Harga sarung tangan plastik lebih tinggi lagi. Saya menyebutkan hargax supaya selalu diingat bahwa pernah tercatat harga masker berada di level tertingginya yaitu pada musim wabah seperti sekarang ini. Beruntung walaupun barangnya langka tapi kami diberikan cuma-cuma tiap harinya sebagai perlengkapan kanvasing.
Ini pertama kali saya memakai sarung tangan plastik. Selama ini hanya lihat dokter, perawat, pegawai karantina dan penyidik KPK yang memakainya. Juga pernah lihat di film2 kriminal. Penjahat memakainya untuk menghilangkan sidik jarinya setelah melakukan sebuah aksi kriminal.
Rasanya biasa saja. Agak sedikit gerah, tidak leluasa dan tidak bisa merasakan langsung barang yang kita sentuh. Aktifitas yang biasa mudah jadi susah dilakukan seperti menghitung uang dengan posisi berbaris, makan, dan menggunakan fingerprint. Akhirnya saya siasati saja. Rapikan uang nanti pas pulang di kantor karena disana ada tempat cuci tangan. Kalau mau makan buka dlu smentara waktu tapi cuci dlu tangan. Tidak usah pake fingerprint untuk buka hape cukup cara manual saja. Tapi kita nikmatin saja, ini juga hanya untuk sementara waktu.
Ada beberapa kejadian unik yang terjadi ketika saya tiba di kios dengan penampilan seperti ini :
1. Orang menyangka Saya sedang sakit. Dugaan itu tidak salah bila dalam keadaan normal. Dalam keadaan genting seperti sekarang ini dimana kita sedang menghadapi serangan wabah Covid19 setiap orang setidaknya harus memakai masker bila perlu dengan sarung tangannya. Mengingat ukurannya yang sangat sangat kecil dan tidak bisa kita lihat dengan indera. Jadi saya jelaskan dengan senyum tipis kepada si Ibu bahwa saya tidak sakit dan Alhamdulillah sehat wal afiat. Saya pakai ini karena sekarang sedang musim wabah. Sama seperti sebelum hujan kita bawa payung supaya tidak basah :D
2. Ada yang beranggapan ini berlebihan. Dia bilang kalau sudah di takdirkan biar bukan karena korona kita akan tetap saja meninggal Lebih baik santai-santai saja. Saya jadi teringat kejadian di Italia. Dulu juga mereka menganggap enteng virus ini. Bahkan mereka bikinkan meme. Sekarang mereka insaf. Corona sudah menewaskan 4000an penduduk Italia. Kepada Bapak ini saya tidak banyak menjelaskan. Saya hanya bertanya balik kepadanya "Bila Bapak berinteraksi dengan dua orang. Satu dengan memakai masker dan sarung tangan sedangkan satunya lagi tidak memakai masker dan tidak bersarung tangan. Lebih nyaman berinteraksi dengan yang mana?" Si Bapaknya hanya terdiam.
3. Ketika saya menyerahkan uang kembalian ada ibu-ibu umur mendekati paruh baya yang kayak jijik gitu menyerahkan dan mengambil uang kembaliannya dari saya. Takut tangannya menyentuh sarung tanganku. Saya ketawa dalam hati. Segera saya tenangkan Si Ibu "Jangan takut Bu, sarung tangan ini steril kok. Tiap hari kami ganti dengan yang baru. " Alhamdulilah berhasil. Si Ibunya lega mendengar penjelasanku.
Ternyata kalau mau kita bisa membantu pemerintah apapun profesi kita. Bahkan sebagai selesmenpun. Selain bekerja tugas kita yang lain diluar tugas kantor yaitu menjadi contoh dan memberi edukasi yang baik kepada masyarakat agar tidak abai dan melindungi diri sendiri dan keluarga dari resiko penularan virus Covid19 ini.